INDUSTRI
Suatu
usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi
barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan disebut
sebagai Industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam
bentuk jasa. Contoh hasil industri yang berbentuk jasa adalah pada asuransi,
perbankan, transportasi, ekspedisi (pengiriman barang), dan lain sebagainya.
Industri
yang memproduksi hampir semua alat-alat yang kita gunakan, obat yang kita
minum, atau makanan yang kita makan. Karena itu, industri sangat diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Maka dari itu, pemerintah serius
mengembangkan sektor industri terutama sektor usaha kecil dan menengah (UKM).
A. Masalah Lingkungan Dalam
Pembangunan Industri
Jika
kita ingin menyelamatkan lingkungan hidup, maka perlu adanya itikad yang kuat
dan kesamaan persepsi dalam pengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan
lingkungan hidup dapatlah diartikan sebagai usaha secara sadar untuk memelihara
atau memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar kita dapat terpenuhi
dengan sebaik-baiknya.
Memang
manusia memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya, secara
hayati ataupun kultural, misalnya manusia dapat menggunakan air yang tercemar
dengan rekayasa teknologi (daur ulang) berupa salinisasi, bahkan produknya
dapat menjadi komoditas ekonomi. Tetapi untuk mendapatkan mutu lingkungan hidup
yang baik, agar dapat dimanfaatkan secara optimal maka manusia diharuskan untuk
mampu memperkecil resiko kerusakan lingkungan.
Dengan
demikian, pengelolaan lingkungan dilakukan bertujuan agar manusia tetap
“survival”. Hakekatnya manusia telah “survival” sejak awal peradaban hingga
kini, tetapi peralihan dan revolusi besar yang melanda umat manusia akibat
kemajuan pembangunan, teknologi, iptek, dan industri, serta revolusi
sibernitika, menghantarkan manusia untuk tetap mampu menggoreskan sejarah
kehidupan, akibat relasi kemajuan yang bersinggungan dengan lingkungan
hidupnya. Karena jika tidak mampu menghadapi berbagai tantangan yang muncul
dari permasalahan lingkungan, maka kemajuan yang telah dicapai terutama berkat
ke-magnitude-an teknologi akan mengancam kelangsungan hidup manusia.
1.
Dampak Industri dan Teknologi terhadap Lingkungan
Pentingnya inovasi dalam proses pembangunan ekonomi di suatu
negara, dalam hal ini, pesatnya hasil penemuan baru dapat dijadikan sebagai
ukuran kemajuan pembangunan ekonomi suatu bangsa.
Dari
berbagai tantangan yang dihadapi dari perjalanan sejarah umat manusia, kiranya
dapat ditarik selalu benang merah yang dapat digunakan sebagai pegangan mengapa
manusia “survival” yaitu oleh karena teknologi.
Teknologi memberikan kemajuan bagi industri baja, industri kapal
laut, kereta api, industri mobil, yang memperkaya peradaban manusia. Teknologi
juga mampu menghasilkan sulfur dioksida, karbon dioksida, CFC, dan gas-gas
buangan lain yang mengancam kelangsungan hidup manusia akibat memanasnya bumi
akibat efek “rumah kaca”.
Teknologi yang diandalkan sebagai instrumen utama dalam “revolusi
hijau” mampu meningkatkan hasil pertanian, karena adanya bibit unggul, bermacam
jenis pupuk yang bersifat suplemen, pestisida dan insektisida. Dibalik itu,
teknologi yang sama juga menghasilkan berbagai jenis racun yang berbahaya bagi
manusia dan lingkungannya, bahkan akibat rutinnya digunakan berbagi jenis
pestisida ataupun insektisida mampu memperkuat daya tahan hama tanaman misalnya
wereng dan kutu loncat.
Teknologi juga memberi rasa aman dan kenyamanan bagi manusia
akibat mampu menyediakan berbagai kebutuhan seperti tabung gas kebakaran,
alat-alat pendingin (lemari es dan AC), berbagai jenis aroma parfum dalam
kemasan yang menawan, atau obat anti nyamuk yang praktis untuk disemprotkan,
dan sebagainya. Serangkai dengan proses tersebut, ternyata CFC
(chlorofluorocarbon) dan tetra fluoro ethylene polymer yang digunakan justru
memiliki kontribusi bagi menipisnya lapisan ozon di stratosfer.
Teknologi memungkinkan negara-negara tropis (terutama negara
berkembang) untuk memanfaatkan kekayaan hutan alamnya dalam rangka meningkatkan
sumber devisa negara dan berbagai pembiayaan pembangunan, tetapi akibat yang
ditimbulkannya merusak hutan tropis sekaligus berbagai jenis tanaman berkhasiat
obat dan beragam jenis fauna yang langka.
Bahkan
akibat kemajuan teknologi, era sibernitika yang mengglobal dapat dikonsumsi
oleh negara-negara miskin sekalipun karena kemampuan komputer sebagai instrumen
informasi yang tidak memiliki batas ruang. Dalam hal ini, jaringan Internet
yang dapat diakses dengan biaya yang tidak mahal menghilangkan titik-titik
pemisah yang diakibatkan oleh jarak yang saling berjauhan. Kemajuan teknologi
sibernitika ini meyakini para ekonom bahwa kemajuan yang telah dicapai oleh
negara maju akan dapat disusul oleh negara-negara berkembang, terutama oleh
menyatunya negara maju dengan negara berkembang dalam blok perdagangan.
B.
Keracunan Bahan
Logam/Metaloid Pada Industrialisasi
Secara umum, racun merupakan zat
padat, cair, atau gas, yang dapat mengganggu proses kehidupan sel suatu
organisme. Zat racun dapat masuk ke dalam tubuh melalui jalur oral (mulut)
maupun topikal (permukaan tubuh). Dalam hubungan dengan biologi, racun adalah
zat yang menyebabkan luka, sakit, dan kematian organisme, biasanya dengan
reaksi kimia atau aktivitas lainnya dalam skala molekul. Jadi dengan kata lain
racun merupakan zat yang dapat memberikan efek merugikan bagi tubuh manusia
Didalam dunia industri banyak sekali
zat yang dapat menjadi racun bagi tubuh. Banyak sekali kecelakaan-kecelakaan
yang terjadi dalam melakukan pekerjaan disektor perindustrian, salah satunya
adalah karena keracunan.
Racun-racun logam/metaloid beserta persenyawaan-persenyawaannya
yang sering terjadi pada industrialis adalah berasal dari timah hitam, air
raksa, arsen,chromium, berrylium, cadmium, vanadium dan fosfor.
Berikut ini penjelasan dari beberapa
logam yang disebutkan diatas:
1. Timah hitam
Keracunan
timah hitam (plumbisme) biasanya merupakan suatu keadaan kronis (menahun) dan
kadang gejalanya kambuh secara periodik. Kerusakan yang terjadi bisa
bersifat permanen (misalnya gangguan kecerdasan pada anak-anak dan penyakit
ginjal. Progresif pada
dewasa).
· Timah
hitam ditemukan pada
· Pelapis
keramik
· Cat
· Batere
· Solder
· Mainan
Pemaparan
oleh timah hitam dalam jumlah relatif besar bisa terjadi melalui beberapa cara:
1) Menelan serpihan cat yang mengandung
timah hitam
2) Membiarkan alat logam yang
mengandung timah hitam (misalnya peluru, pemberat tirai, pemberat alat pancing
atau perhiasan) tetap berada dalam lambung atau persendian, dimana secara
perlahan timah hitam akan larut
3) Meminum minuman asam atau memakan
makanan asam yang telah terkontaminasi karena disimpan di dalam alat keramik
yang dilapisi oleh timah hitam (misalnya buah, jus buah, minuman berkola,
tomat, jus tomat, anggur, jus apel)
4) Membakar kayu yang dicat dengan cat
yang mengandung timah hitam atau batere di dapur atau perapian
5) Mengkonsumsi obat tradisional yang
mengandung senyawa timah hitam
6) Menggunakan perabotan keramik atau
kaca yang dilapisi timah hitam untuk menyimpan atau menyajikan makanan
7) Minum wiski atau anggur yang
terkontaminasi oleh timah hitam
8) Menghirup asap dari bensin yang
mengandung timah hitam
9) Bekerja di tempat pengolahan timah
hitam tanpa menggunakan alat pelindung (seperti respirator, ventilasi maupun
penekan debu).
10) Pemaparan
timah hitam dalam jumlah yang lebih kecil, terutama melalui debu atau tanah
yang telah terkontaminasi oleh timah hitam, bisa meningkatkan kadar timah hitam
pada anak-anak; karena itu perlu diberikan pengobatan meskipun tidak ditemukan
gejala.
Serangkaian
gejala yang khas bisa timbul dalam waktu beberapa minggu atau lebih, yaitu
berupa perubahan kepribadian, sakit kepala, di dalam mulut terasa logam, nafsu
makan berkurang dan nyeri perut samar-samar yang berakhir dengan muntah,
sembelit serta nyeri kram perut. Pada dewasa
jarang terjadi kerusakan otak.
Pada
anak-anak, gejalanya diawali dengan rewel dan berkurangnya aktivitas bermain
selama beberapa minggu. Kemudian gejala yang serius timbul secara mendadak dan
dalam waktu 1-5 hari menjadi semakin memburuk, yaitu berupa:
1)
muntah
menyembur yang berlangsung terus menerus
2)
berjalan
goyah/limbung
3)
kejang
4)
linglung
5)
mengantuk
6)
kejang
yang tak terkendali dan koma.
2.
Air
Raksa
Air
raksa atau merkuri (Hg) merupakan suatu bahan kimia yang diperlukan dan dipakai
oleh banyak industri seperti industri cat, pestisida, farmasi serta dipakai
sebagai bahan campuran tumpatan gigi yaitu amalgam.
Keracunan
air raksa seperti halnya dengan logam berat lainnya dapat terjadi melalui
berbagai jalan antara lain melalui pernapasan, suntikan serta makanan dan
minuman yang tercemar, ini salah satu bentuk keracunan air raksa yang dapat
terjadi yaitu:
1) Sebagai akibat air raksa cair atau
uapnya
2) Sebagai akibat kontak kulit dengan
persenyawaan Hg-fulmitat
3) Sebagai persenyawaan air raksa
organis
Berhati-hatilah
anda jika anda bekerja dengan menggunakan bahan kimia yang sangat berbahaya
salah satunya air raksa.
3.
Arsen
Arsen,
arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol As dan nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid yang terkenal beracun
dan memiliki tiga bentuk alotropik; kuning, hitam, dan abu-abu. Arsenik dan
senyawa arsenik digunakan sebagai pestisida, herbisida, insektisida, dan dalam
berbagai aloy.
Berikut
ini adalah beberapa gejala yang akan ditimbulkan jika anda keracunan arsenik,
yaitu sebagai berikut:
1) Kerontokan rambut: merupakan tanda
keracunan kronis logam berat, termasuk arsen
2) Bau napas seperti bawang putih:
merupakan bau khas arsen
3) Gejala gastrointestinal berupa
diare: akibat racun logam berat termasuk arsen
4) Muntah: akibat iritasi
lambung, diantaranya pada keracunan arsen.
5) Skin speckling: gambaran kulit
seperti tetes hujan pada jalan berdebu, disebabkan oleh Keracunan kronis arsen
6) Kolik abdomen: akibat
keracunan kronis
7) Kelainan kuku: garis Mees (garis
putih melintang pada nail bed)dan kuk yang rapuh.
8) Kelumpuhan (umum maupun parsial):
akibat keracunan logam berat
4.
Fosfor
Ada
banyak sekali macam-macam fosfor namun yang sangat beracun adalah dosfor jenis
fosfor putih, dan fosfor ini banyak dipergunakan sebagai bahan pembuatan racun
tikus, racun serangga, pembuatan pupuk, pembuatan mercon dan kembang api.
Akibat
dari keracunan fosfor adalah sangat kompleks bisa menimbulkan kerusakan pada
hati, ginjal, tulang, saluran pencernaan, pendarahan-pendarahan dan bila
terhirup ke paru-paru bisa menimbulkan oedema dan keruakan paru.
C.
Keracunan
Bahan Organis Pada Industrialisasi
Kemajuan
industri selain membawa dampak positif seperti meningkatnya pendapatan
masyarakat dan berkurangnya pengangguran juga mempunyai dampak negatif yang
harus diperhatikan terutama menjadi ancaman potensial terhadap lingkungan
sekitarnya, para pekerja di industri maupun masyarakat disekitarnya. Salah satu
industri tersebut adalah industri bahan – bahan organik yaitu metil alkohol,
etil alkohol dan diol selain itu kita juga harus memperhatikan dampak dari
limbah industri yang dapat mencemari lingkungan maupun meracuni makhluk hidup
disekitarnya.
Keracunan
toksikan tersebut tidak akan terjadi manakala lingkungan kerja tidak
sampai melebihi Nilai Ambang Batas dan pemenuhan standar dilakukan secara
ketat. Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia adalah aset penting dari
kegiatan industri, disamping modal dan peralatan. Oleh karena itu tenaga kerja
harus dilindungi dari bahaya – bahaya lingkungan kerja yang dapat mengancam
kesehatannya.
Pencemaran
terjadi akibat bahan beracun dan berbahaya dalam limbah lepas masuk lingkungan
hingga terjadi perubahan kualitas lingkungan, Sumber bahan beracun dan
berbahaya dapat diklasifikasikan:
1.
industri
kimia organik maupun anorganik
2.
penggunaan
bahan beracun dan berbahaya sebagai bahan baku atau bahan penolong
3.
peristiwa
kimia-fisika, biologi dalam pabrik.
Lingkungan
sebagai badan penerima akan menyerap bahan tersebut sesuai dengan kemampuan.
Sebagai badan penerima adalah udara, permukaan tanah, air sungai, danau dan
lautan yang masingmasing mempunyai karakteristik berbeda.
Air
di suatu waktu dan tempat tertentu berbeda karakteristiknya dengan air pada
tempat yang sama dengan waktu yang berbeda,Air berbeda karakteristiknya akibat
peristiwa alami serta pengaruh faktor lain.
Kemampuan
lingkungan untuk memulihkan diri sendiri karena interaksi pengaruh luar disebut
daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan antara tempat satu dengan tempat
yang lain berbeda, Komponen lingkungan dan faktor yang mempengaruhinya turut
menetapkan nilai daya dukung.
Bahan
pencemar yang masuk ke dalam lingkungan akan bereaksi dengan satu atau lebih
komponen lingkungan. Perubahan komponen lingkungan secara fisika, kimia dan
biologis sebagai akibat dari bahan pencemar, membawa perubahan nilai lingkungan
yangdisebut perobahan kualitas.
Limbah
yang mengandung bahan pencemar akan merubah kualitas lingkungan bila lingkungan
tersebut tidak mampu memulihkan kondisinya sesuai dengan daya dukung yang ada padanya,
Oleh karena itu penting diketahui sifat limbah dan komponen bahan pencemar yang
terkandung.
Pada
beberapa daerah di Indonesia sudah ditetapkan nilai kualitas limbah air dan
udara. Namun baru sebagian kecil. Sedangkan kualitas lingkungan belum
ditetapkan. Perlunya penetapan kualitas lingkungan mengingat program
industrialisasi sebagai salah satu sektor yang memerankan andil besar terhadap
perekonomlan dan kemakmuran bagi suatu bangsa.
Penggunaan
air yang berlebihan, sistem pembuangan yang belum memenuhi syarat, karyawan
yang tidak terampil, adalah faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengidentifikasikan
sumber pencemar.
Produk
akhir, seperti pembungkusan, pengamanan tabung dan kotak, sistem pengangkutan,
penyimpanan, pemakaian dengan aturan dan persyaratan yang tidak memenuhi
ketentuan merupakan sumber pencemar juga.
4.
Perlindungan
Masyarakat Sekitar Terhadap Perusahaan Industri
Masyarakat
yang ada disekitar perusahaan industri memiliki hak untuk dilindungi dari
dampak maupun pengaruh buruk yang ditimbulkan dari perusahaan industri
tersebut.seperti pencemaran air, udara ,tanah,makanan dan hal lainya yang
mungkin disebabkan oleh limbah industri tersebut.
Semua
perusahaan industri harus memperhatikan kemungkinan adanya pencemaran
lingkungan dimana segala macam hasil buangan sebelum dibuang harus betul-betul
bebas dari bahan yang bisa meracuni.
Untuk
maksud tersebut, sebelum bahan-bahan tadi keluar dari suatu industri harus
diolah dahulu melalui proses pengolahan. Cara pengolahan ini tergantung dari
bahan apa yang dikeluarkan. Bila gas atau uap beracun bisa dengan cara pembakaran
atau dengan cara pencucian melalui peroses kimia sehingga uadara/uap yang
keluar bebas dari bahan-bahan yang berbahaya. Untuk udara atau air buangan yang
mengandung partikel/bahan-bahan beracun, bisa dengan cara pengendapan,
penyaringan atau secara reaksi kimia sehingga bahan yang keluar tersebut
menjadi bebas dari bahan-bahan yang berbahaya. Pemilihan cara ini pada umunya
didasarkan atas faktor-faktor:
a. Bahaya tidaknya bahan-bahan buangan
tersebut
b. Besarnya biaya agar secara ekonomi
tidak merugikan
c. Derajat efektifnya cara yang dipakai
d. Kondisi lingkungan setempat
Selain
oleh bahan bahan buangan, masyarakat juga harus terlindungi dari bahaya-bahaya
oleh karena produk-produknya sendiri dari suatu industri. Dalam hal ini pihak
konsumen harus terhindar dari kemungkinan keracunan atau terkenanya penyakit
dari hasil-hasil produksi. Karena itu sebelum dikeluarkan dari perusahaan
produk-produk ini perlu pengujian telebih dahulu secara seksama dan teliti
apakah tidak akan merugikan masyarakat.
Perlindungan
masyarakat dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk
industi adalah tugas wewenang Departeman Perindustrian, PUTL, Kesehatan dan
lain-lain. Dalam hal ini Lembaga Konsumen Nasional akan sangat membantu masyarakat
dari bahaya-bahaya ketidakbaikan hasil-hasil produk khususnya bagi para
konsumen umumnya bagi kepentingan masyarakat secara luas.
Berdasarkan
data dari Biro Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi
sampai saat ini adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai
berikut:
• sembrono
dan tidak hati-hati
• tidak
mematuhi peraturan
• tidak
mengikuti standar prosedur kerja.
• tidak
memakai alat pelindung diri
• kondisi
badan yang lemah
Persentase
penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa
dihindarkan (seperti bencana alam), selain itu 24% dikarenakan lingkungan atau
peralatan yang tidak memenuhi syarat dan 73% dikarenakan perilaku yang tidak
aman. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan
menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah disebutkan di atas. Sebab-Sebab
terjadinya Kecelakaan: Ada dua sebab utama terjadinya suatu kecelakaan.
1) tindakan yang tidak aman
2) kondisi kerja yang tidak aman
Orang
yang mendapat kecelakaan luka-luka sering kali disebabkan oleh orang lain atau
karena tindakannya sendiri yang tidak menunjang keamanan kecelakaan sering
terjadi yang diakibatkan oleh lebih dari satu sebab. Kecelakaan dapat dicegah
dengan menghilangkan hal – hal yang menyebabkan kecelakan. Beberapa contoh
tindakan yang tidak aman:
a. Memakai peralatan tanpa menerima
pelatihan yang tepat
b. Memakai alat atau peralatan dengan
cara yang salah
c. Tanpa memakai perlengkapan alat
pelindung, seperti kacamata pengaman, sarung tangan atau pelindung kepala
d. Bersendang gurau, tidak konsentrasi,
bermain-main dengan teman sekerja atau alat perlengkapan lainnya.
e. sikap tergesa-gesa dalam melakukan
pekerjaan dan membawa barang berbahaya di tenpat kerja
f. Membuat gangguan atau mencegah orang
lain dari pekerjaannya atau mengizinkan orang lain mengambil alih pekerjaannya,
padahal orang tersebut belum mengetahui pekerjaan tersebut.
5.
Analisis
Dampak Lingkungan Perusahaan Industri
Analisis
dampak lingkungan (di Indonesia, dikenal dengan nama AMDAL) adalah kajian
mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL
ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan
pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan
hidup di sini adalah aspek abiotik, biotik dan kultural. Dasar hukum AMDAL di
Indonesia adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang “Izin
Lingkungan Hidup” yang merupakan pengganti PP 27 Tahun 1999 tentang Amdal.
Analisa
dampak lingkungan atau yang biasa disingkat AMDAL adalah salah satu studi yang
mengidentifikasi, mempredikasi, menginterpretasi dan mengkomunikasi pengaruh
dari suatu kegiatan manusia, khususnya suatu proyek pembangunan fisik, terhadap
lingkungan.
Tujuan
dilaksanakan AMDAL adalah untuk memperkecil pengaruh negatif atau pengaruh
positif dari kegiatan manusia terhadap lingkungan. Dalam pelaksanaannya
sebaiknya digunakan metodologi AMDAL yang tepat. Pendekatan yang terlalu sulit
atau terlalu sederhana sebaiknya dihindarkan.
§ Faktor waktu dalam AMDAL
Waktu yang
diperlukan untuk penyusunan AMDAL sangat berbeda, untuk proyek yang penting
sering kali diperlukan data sekitar 2 – 3 tahun. Sedangkan untuk penyusunan
laporan biasanya memakan waktu tergantung pada besar kecilnya proyek, dapat 18
– 24 bulan, tetapi dapat juga pendek 3 – 6 bulan atau sangat panjang lebih dari
2 tahun.
§ Prosedur administratif AMDAL
Kerangka
administratif pelaksanaan AMDAL yang akan dijelaskan adalah kerangka umum yang
dapat dikembangkan dan diterapkan menurut spesifikasi tata pengaturan setiap
Negara. Prosedur tersebut dapat digunakan dalam bentuk yang paling sederhana
tetapi juga dapat dikembangkan lebih luas.
§ Pelaku dalam kegiatan AMDAL
Para
pelaku yang berperan dalam kegiatan AMDAL, yang terdiri dari pengambil
keputusan, penilai, pelaksana proyek, penelaan, instansi – instansi pemerintah
yang berkepentingan terhadap proyek, tim penasehat ahli, masyarakat dan badan –
badan internasional.
6.
Pertumbuhan
Ekonomi dan Lingkungan Hidup Terhadap Pembangunan Industri
Pemanfaatan
sumberdaya alam dan lingkungan secara berlebihan tanpa memperhatikan aspek
pelestariannya dapat meningkatkan tekanan-tekanan terhadap kualitas lingkungan
hidup yang pada akhirnya akan mengancam semua penduduk di negara-negara Dunia
Ketiga. Secara umum pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai peningkatan
output barang atau jasa yang dihasilkan dalam aktivitas ekonomi suatu kelompok
masyarakat dalam periode waktu tertentu. Untuk memacu pertumbuhan ekonomi
dilaksanakan berbagai kegiatan pembangunan.
Kegiatan
Pembangunan merupakan upaya mengkombinasikan kemampuan, sumberdaya, dan aset
dalam paket tertentu sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh hasil atau nilai
tambah yang lebih baik. Dalam menggunakan sumberdaya tersebut, lebih-lebih
untuk sumber daya alam, ada batas-batas tertentu yang tidak dapat dilampaui.
Batas-batas ini disebut sebagai nilai kritis atau ambang keberlanjutan
(sustainability threshold) dari sumber daya yang bersangkutan. Apabila
eksploitasi suatu sumber daya alam melebihi nilai kritisnya akan mengakibatkan
keberlanjutan produksi sumber daya alam yang bersangkutan terhambat dan
keseimbangan lingkungan terganggu.
Dalam
upaya melawan tekanan eksternal, maka suatu ekosistem akan mengadakan respon
dalam bentuk proses non linear dan tidak mudah diukur secara kuantitatif.
Respon ini dapat dalam bentuk berubahnya ekosistem lingkungan hidup, dapat pula
dalam bentuk berubahnya kualitas atau kuantitas dari lingkungan hidup tersebut.
Untuk mengukur perubahan kuantitas dan kualitas lingkungan ini, yang lebih
praktis dan bijaksana adalah dengan menggunakan ukuran dampak lingkungan hidup
(environmental impact) terhadap ekosistem dari pelaku pemerosotan eksternal
sumberdaya alam tertentu sebagai suatu indeks kualitas lingkungan hidup.
Manusia
tergantung pada ekosfer tidak hanya karena keperluan biologisnya semata
(misalnya keperluan oksigen, air, makanan dan sebagainya), tetapi juga untuk
aktivitas produktifnya yang berlangsung sebagai upaya mengejar pertumbuhan
ekonomi dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia secara kontinyu. Jadi
manusia dalam aktivitasnya cenderung menimbulkan dampak pada lingkungannya.
Kemerosotan
lingkungan hidup dapat terjadi karena pengaruh dari luar sistem, yaitu adanya
tekanan terhadap ekosistem yang menimbulkan dampak lingkungan sehingga
mengurangi kemampuannya untuk menyesuaikan diri. Jika tekanan itu berlanjut
maka dalam jangka waktu tertentu ekosistem yang bersangkutan dapat berubah atau
bahkan bisa pula menjadi hancur dan menghilang. Beberapa dari kemerosotan
(kerusakan) lingkungan hidup yang timbul bersifat dapat dipulihkan kembali
kepada keadaannya semula (reversible), namun adapula kerusakan yang sifatnya
permanent, sehingga tidak dapat dikembalikan lagi kepada keadaan yang semula
(irreversible), keadaan demikian ini berarti manfaat lingkungan akan rusak
untuk selamanya.
DAFTAR
PUSTAKA