PERTUMBUHAN PENDUDUK INDONESIA
Sejarah
telah mencatat bahwa Malthus sebagai orang pertama yang secara
sungguh-sungguh memikirkan persoalan “ ledakan penduduk “ dunia. Malthus
berpendapat bahwa kesentosaan kehidupan sosial masyarakat senantiasa terganggu
oleh kenyataan adanya pertambahan penduduk lebih cepat daripada pertambahan
bahan makanan. Pendapat tersebut, ternyata telah mendapatkan kritik tajam dari
para ahli kependudukan lain, yang kemudian melahirkan berbagai teori
kependudukan.
Namun
pada kenyataanya, sampai abad 21 ini, teori Malthus yang banyak
dikecam tersebut, semakin lama semakin kuat dirasakan mengandung banyak
kebenarannya. Di negara-negara berkembang seperti di Amerika Latin, Afrika dan
Asia sampai sekarang masih harus bergulat meningkatkan taraf kehidupan
rakyatnya, khususnya memenuhi kebutuhan dasar seperti makan,
perumahan, kesehatan dan seterusnya. Menurut Ehrlich (1981), sampai sekarang
hannya ada 10 negara di dunia yang menghasilkan lebih banyak
makanan dari pada yang dikonsumsikan.
Pertambahan
penduduk yang terus menerus itu, memang banyak menjadi beban bila tidak
diimbangi dengan penduduk yang berkualitas. Pertambahan penduduk juga
telah menimbulkan gajala pengedukan berbagai sumber daya alam oleh
manusia. Semua itu dapat dihubungkan dengan berbagai masalah pemenuhan
kebutuhan dasar penduduk seperti pangan, perumahan, kesempatan kerja, fasilitas
kesehatan, gizi, pendidikan dan sandang. Belum lagi apabila
dihubungkan dengan HAM, seperti hak untuk makan, hak untuk menghirup
udara segar, hak minum bersih, hak untuk hidup layak dan tidak berjubel dan
sebagainya.
Pengaruh
pertumbuhan penduduk yang cepat dan tidak terkendali juga secara langsung dapat
dirasakan dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Keluarga dengan jumlah anak
banyak, dan tidak terencana tentunya banyak menjadi beban dan muncul
banyak permasalahan dibanding keluarga yang jumlah anaknya sedikit dan
terencana. Perkembangan sosial adalah kemajuan yang progresif melalui
kegiatan yang terarah dari individu dalam pemahaman atas warisan sosial dan
formasi pola tingkah lakunya yang luwes. Hal itu disebabkan oleh adanya
kesesuaian yang layak antara dirinya dengan warisan sosial itu.
A. Pertumbuhan
Penduduk
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung
sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per
waktu unit” untuk pengukuran. Berdasarkan sensus tahun 2010 diketahui
bahwa pertumbuhan penduduk melebihi proyeksi nasional yaitu sebesar 237,6 juta
jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) 1,49 per tahun. Jika laju
pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun maka setiap tahunnya akan terjadi
pertumbuhan penduduk sekitar 3,5 juta lebih per tahun. Dengan demikian, jika di
tahun 2010 jumlah penduduk 237,6 juta jiwa maka di tahun 2011 bertambah 3,5
juta maka sekarang ada 241 juta jiwa lebih.
Dan jika itu
terus terjadi maka semakin banyak masalah yang akan terjadi seperti
pengangguran, pencurian dan lain-lain, dan itu akan mempengaruhi terhadap
perkembangan sosial di masyarakat. Perkembangan sosial adalah kemajuan
yang progresif melalui kegiatan yang terarah dari individu dalam
pemahaman atas warisan sosial dan formasi pola tingkah lakunya yang luwes.
Hal itu disebabkan oleh adanya kesesuaian yang layak antara dirinya dengan
warisan sosial itu. Dan menurut Elizabeth B. Hurlock, perkembangan sosial
adalah kemampuan seseorang dalam bersikap atau tata cara perilakunya dalam
berinteraksi dengan unsur sosialisasi di masyarakat.
Faktor-faktor
pertumbuhan penduduk yang pesat bisa di akibatkan oleh :
1. Kelahiran
(Natalis)
Kelahiran adalah faktor utama dari
pertumbuhan penduduk, dan dapat diartikan sebagai banyaknya jumlah
kelahiran penduduk setiap tahunnya dalam suatu wilayah.
2. Migrasi
Penduduk
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas
penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke
daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara)
misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas
penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi.
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan
melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.
B. Pertumbuhan
dan Tingkat Pendidikan
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu
tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Misalnya pertumbuhan penduduk Indonesia
dari tahun 1995 ke tahun 2000 adalah perubahan jumlah penduduk Indonesia dari
tahun 1995 sampai 2000. Selain merupakan sasaran pembangunan, penduduk juga
merupakan pelaku pembangunan. Maka kualitas penduduk yang tinggi akan lebih
menunjang laju pembangunan ekonomi. Usaha yang dapat dilakukan adalah
meningkatkan kualitas penduduk melalui fasilitas pendidikan, perluasan lapangan
pekerjaan dan penundaan usia kawin pertama.
Di
negara-negara yang anggaran pendidikannya paling rendah, biasanya menunjukkan
angka kelahiran yang tinggi. Tidak hanya persediaan dana yang kurang, tetapi
komposisi usia secara piramida pada penduduk yang berkembang dengan cepat juga
berakibat bahwa rasio antara guru yang terlatih dan jumlah anak usia sekolah
akan terus berkurang. Akibatnya, banyak negara yang sebelumnya mengarahkan
perhatian terhadap pendidikan universitas, secara diam-diam mengalihkan
sasarannya.Helen Callaway, seorang ahli antropologi Amerika yang mempelajari
masayakat buta huruf, menyimpulkan bahwa perkembangan ekonomi dan perluasan
pendidikan dasar telah memperluas jurang pemisah antara pria dan wanita. Hampir
di mana-mana pria diberikan prioritas untuk pendidikan umum dan latihan-latihan
teknis. Mereka adalah orang-orang yang mampu menghadapi tantangan-tantangan
dalam dunia. Sebaliknya pengetahuan dunia ditekan secara tajam pada tingkat
yang terbawah.
Pertambahan
penduduk yang cepat, lepas daripada pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas
pendidikan, cenderung untuk menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan
fasilitas pendidikan menghambat program persamaan/perimbangan antara laki-laki
dan wanita, pedesaan dan kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan
miskin. Pengaruh daripada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga dirasakan
pada keluarga. Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara dengan latar
belakang budaya yang berlainan menunjukkan bahwa jika digabungkan dengan
kemiskinan, keluarga dengan jumlah anak banyak dan jarak kehamilan yang dekat,
menghambat perkembangan berfikir anak-anak, berbicara dan kemauannya, di
samping kesehatan dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang tua dalam
membiayai anak-anak yang banyak, lebih mempersulit masalah ini.
Pertambahan
penduduk yang cepat menghambat program-program perluasan pendidikan, juga
mengarah pada aptisme di dunia yang kesulitan untuk mengatasinya. Tingkat
pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang
dikembangkan (UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal I ayat 8). Jalur pendidikan
terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi
dan memperkaya. Jenjang pendidikan formal terdiri atas jenjang pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sebagai persiapan untuk
memasuki pendidikan dasar diselenggarakan kelompok belajar yang disebut
pendidikan prasekolah. Pendidikan prasekolah belum termasuk jenjang pendidikan
formal, tetapi baru merupakan kelompok sepermainan yang menjembatani anak
antara kehidupannya dalam keluarga dengan sekolah.
·
Tingkat Pendidikan Dasar
Pendidikan
dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk hidup
dalam masyarakat berupa pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
menengah. Oleh karena itu pendidikan dasar menyediakan kesempatan bagi seluruh
warga negara untuk memperoleh pendidikan yang bersifat dasar yang berbentuk
Sekolah Dasar (SD) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah
Pertama (SMP) atau bentuk lain yang sederajat. UU RI No. 20 Tahun 2003
menyatakan dasar dan wajib belajar pada Pasal 6 Ayat 1 bahwa, “Setiap warga
negara yang berusia 7 sampai dengan 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
·
Tingkat Pendidikan Menengah
Pendidikan
menengah yang lamanya tiga tahun sesudah pendidikan dasar, di selenggarakan di
SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) atau satuan pendidikan yang sederajat.
Pendidikan menengah dalam hubungan ke bawah berfungsi sebagai lanjutan dan
perluasan pendidikan dasar, dalam hubungan ke atas mempersiapkan peserta didik
untuk mengikuti pendidikan tinggi ataupun memasuki lapangan kerja. Pendidikan
menengah terdiri atas pendidikan menengah umum, pendidikan menengah kejuruan,
dan pendidikan menengah luar biasa, pendidikan menengah kedinasan dan
pendidikan menengah keagamaan (UU No. 20 Tahun 2003 Bab VI Pasal 18 Ayat 1-3)
·
Tingkat Pendidikan Tinggi
Pendidikan
tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah, yang diselenggarakan untuk
menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan/atau profesional yang yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau
kesenian. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut lembaga pendidikan tinggi
melaksanakan misi “Tridharma” pendidikan tinggi yang meliputi pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam ruang lingkup tanah air
Indonesia sebagai kesatuan wilayah pendidikan nasional.
Pendidikan
tinggi juga berfungsi sebagai jembatan antara pengembangan bangsa dan
kebudayaan nasional dengan perkembangan internasional. Untuk itu dengan tujuan
kepentingan nasional, pendidikan tinggi secara terbuka dan selektif mengikuti
perkembangan kebudayaan yang terjadi di luar Indonesia untuk di ambil
manfaatnya bagi pengembangan bangsa dan kebudayaan nasional. Untuk dapat
mencapai dan kebebasan akademik, melaksanakan misinya, pada lembaga pendidikan
tinggi berlaku kebebasan mimbar akademik serta otonomi keilmuan dan otonomi
dalam pengolaan lembaganya.
Satuan
pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi di sebut perguruan tinggi
yang dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan
universitas. Akademi merupakan perguruan tinggi yang menyelenggaran pendidikan
terapan dalam suatu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan teknologi dan
kesenian tertentu. Politeknik merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan terapan dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Sekolah tinggi
ialah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau
profesional dalam satu disiplin ilmu atau bidang tertentu.
Institut
ialah perguruan tinggi terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan
pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sekelompok disiplin ilmu yang
sejenis. Universitas ialah perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah fakultas
yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalan
sejumlah disiplin ilmu tertentu.
Pendidikan
yang bersifat akademik dan pendidikan profesional memusatkan perhatian terutama
pada usaha penerusan, pelestarian, dan pengembangan peradaban, ilmu, dan
teknologi, sedangkan pendidikan yang bersifat profesional memusatkan perhatian
pada usaha peradaban serta penerapan ilmu dan teknologi.
Dalam
rangka pengembangan diri, bangsa, dan negara. Output pendidikan tinggi
diharapkan dapat mengisi kebutuhan yang beraneka ragam dalam masyarakat. Dari
segi peserta didik kenyataan menunjukkan bahwa minat dan bakat mereka beraneka
ragam. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka perguruan tinggi di susun dalam
multistrata. Suatu perguruan tinggi dapat menyelenggarakan gerakan satu strata
atau lebih. Strata dimaksud terdiri dari S0 (non strata) atau program diploma,
lama belajarnya 2 tahun (D2) atau tiga tahun (D3), juga program nongelar. S1
(program strata satu), lama belajarnya empat tahun, dengan gelar sarjana, S2
(Program strata dua) atau program pasca sarjana, lama belajarnya dua tahun
sesudah S1, dengan gelar magister, S3 (program strata tiga atau program
doctor), lama belajarnya tiga tahun sesudah S2, dengan gelar doktor.
Program diploma atau
program nongelar memberi tekanan pada aspek praktis profesional sedangkan
program gelar memberi tekanan pada aspek ataupun aspek akademik profesional.
Disamping program diploma dan program sarjana, pendidikan tinggi (dalam hal ini
LPTK atau Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) dapat juga menyelenggarakan
program Akta mengajar yaitu Akta III, Akta IV, dan Akta V. Program ini diadakan
untuk melayani kebutuhan akan tenaga mengajar di satu sisi dan pada sisi yang
lain untuk melindungi profesi guru (tenaga kependidikan). Dengan ini
dimaksudkan bahwa seorang hanya dianggap sah memiliki kewenangan mengajar
jika memiliki sertifikat atau akta mengajar, Program Akta Mengajar merupakan
program paket kependidikan sebesar 20 SKS atau untuk lama studi satu semester
(6 bulan) bagi masing-masing jenjang Akta.
C. Pertumbuhan
Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah
penduduk baik pertambahan maupun penurunannya. Adapun faktor – faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah kelahiran, kematian, dan perpindahan
penduduk. Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami sedangkan perpindahan
penduduk adalah faktor non alami. Migrasi ada dua yaitu migrasi masuk yang
artinya menambah jumlah penduduk sedangkan migrasi keluar adalah mengurangi
jumlah penduduk. Migrasi itu biasa terjadi karena pada tempat orang itu tinggal
kurang ada fasilitas yang memadai. Selain itu juga kebanyakan kurangnya
lapangan kerja. Maka dari itu banyak orang yang melakukan migrasi. Karena
itulah penduduk tidak akan jauh dengan masalah kesehatan atau penyakit yang
melanda penduduk tersebut, dikarenakan lingkungan yang kurang terawat ataupun
pemukiman yang kumuh,seperti limbah pabrik,selokan yang tidak terawat yang
menyebabkan segala penyakit akan melanda para penghuni wilayah tersebut yang
mengakibatkan kematian dan terjadi pengurangan jumlah penduduk. Untuk menjamin
kesehatan bagi semua orang di lingkunan yang sehat, perlu jauh lebih banyak
dari pada hanya penggunaan teknologi medikal, atau usaha sendiri dalam semua
sektor kesehatan.
Usaha-usaha secara terintegrasi dari semua sektor, termasuk organisasi
organisasi, individu-individu, dan masyarakat, diperlukan untuk pengembangan
pembangunan sosio-ekonomi yang berkelanjutan dan manusiawi, menjamin dasar
lingkungan hidup dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan. Seperti
semua makhluk hidup, manusia juga bergantung pada lingkungannya untuk memenuhi
keperluan-keperluan kesehatan dan kelangsungan hidup. Kesehatanlah yang rugi
apabila lingkungan tidak lagi memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia akan
makanan, air, sanitasi, dan tempat perlindungan yang cukup dan aman- karena
kurangnya sumber-sumber atau distribusi yang tidak merata. Kesehatanlah
yang rugi apabila orang-orang menghadapi unsur-unsur lingkungan yang tidak
ramah- seperti binatang-binatang mikro, bahan-bahan beracun, musuh bersenjata
atau supir-supir yang mabuk. Kesehatan manusia adalah keperluan dasar untuk
pembangunan berkelanjutan. Tanpa kesehatan, manusia tidak dapat membangun apa
pun, tidak dapat menentang kemiskinan, atau melestarikan lingkungan hidupnya.
Sebaliknya, pelestarian lingkungan hidup merupakan hal pokok untuk
kesejahteraan manusia dan proses pembangunan. Lingkungan yang sehat
menghasilkan masyarakat yang sehat, sebaliknya lingkungan yang tidak sehat
menyebabkan banyak penyakit.
Kemampuan
manusia untuk mengubah atau memoditifikasi kualitas lingkungannya tergantung
sekali pada taraf sosial budayanya. Masyarakat yang masih primitif hanya mampu
membuka hutan secukupnya untuk memberi perlindungan pada masyarakat.
Sebaliknya, masyarakat yang sudah maju sosial budayanya dapat mengubah
lingkungan hidup sampai taraf yang irreversible. Prilaku masyarakat ini
menentukan gaya hidup tersendiri yang akan menciptakan lingkungan yang sesuai
dengan yang diinginkannya mengakibatkan timbulnya penyakit juga sesuai dengan prilakunya
tadi. Dengan demikian eratlah hubungan antara kesehatan dengan sumber daya
social ekonomi. WHO menyatakan “Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh
secara fisik, mental dan social serta bukan hanya merupakan bebas dari
penyakit”.Dalam Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok- Pokok Kesehatan.
Dalam Bab 1,Pasal 2 dinyatakan bahwa “Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan
(somatik),rohani (jiwa) dan sosial dan bukan hanya deadaan yang bebas dari
penyakit, cacat dan kelemahan”.
Definisi
ini memberi arti yang sangat luas pada kata kesehatan. Keadaan kesehatan
lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapaat
perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti:
Peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengolalaan sampah,pembuangan air
limbah penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan
kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai,penggundulan hutan
dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan satu model penyakit.
Jumlah penduduk yang sangat besar 19.000 juta harus benar-benar ditangani
masalah.pemukiman sangat penting diperhatikan. Pada saat ini pembangunan di
sektor perumahan sangat berkembang, karena kebutuhan yang utama bagi
masyarakat. Perumahan juga harus memenuhi syarat bagi kesehatan baik ditinjau
dari segi bangungan, drainase, pengadaan air bersih, pentagonal sampah domestik
uang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan ventilasi untuk pembangunan asap
dapur.
Indonesia
saat ini mengalami transisi dapat terlihat dari perombakan struktur ekonomi
menuju ekonomi industri, pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi yang
meningkatkan jumlahnya, maka berubahlah beberapa indikator kesehatan seperti
penurunan angka kematian ibu, meningkatnya angka harapan hidup (63 tahun) dan
status gizi. Jumlah penduduk terus bertambah, cara bercocok tanam tradisional
tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Dengan kemampuan daya
pikir manusia, maka manusia mulai menemukan mesin-mesin yang dapat bekerja
lebih cepat dan efisiensi dari tenaga manusia.
D. Pertumbuhan Penduduk & Kelaparan
Macam-macam pertumbuhan penduduk
yaitu pertumbuhan secara alami, migrasi, dan total. Pertumbuhan penduduk alami
adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian.
Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari
selisih migrasi masuk dan migrasi keluar. Pertumbuhan penduduk total adalah
pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan
migrasi. Dampak pertumbuhan penduduk di suatu negara sangat banyak dan
bermacam-macam. Dampak pertumbuhan penduduk ini sangat merugikan
keberlangsungan makhluk hidup dan apabila tidak ada pencegahan dari
pertumbuhan penduduk ini, maka akan semakin banyak dampak dan membuat
keberlangsungan hidup suatu negara tidak lagi nyaman untuk ditinggali.
Dampak dari pertumbuhan penduduk
yaitu lahan tempat tinggal dan bercocok tanam berkurang, semakin banyaknya
polusi dan limbah yang berasal dari rumah tangga, pabrik, perusahaan, industri,
peternakan, dll. Angka pengangguran dan kemiskinan meningkat. Angka
kesehatan dan kecukupan gizi masyarakat menurun sehingga dapat
menimbulkan penyakit baru. Pembangunan daerah semakin dituntut banyak.
Ketersediaan pangan sulit. Pemerintah harus membuat kebijakan yang rumit.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan
dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara
yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan, dll. Kemiskinan berkaitan erat
dengan askes pelayanan kesehatan, pemenuhan kebutuhan gisi dan kalori. Dengan
demikian penyakit masyarakat umumnya berkaitan dengan penyakit menular, seperti
diare, penyakit lever, TBC dll. Juga penyakit kekurangan gizi termasuk busung
lapar, anemi terutama pada bayi, anak-anak dan ibu hamil.
Kematian adalah konsekuensi dari
penyakit yang ditimbulkan karena kemiskinan ini. (kekurangan gisi menyebabkan
rentan terhadap infeksi). Baik itu kematian bayi baru lahir (neonatal, kematian
balita, kematian dewasa). Kaitan penduduk, kemiskinan, kesejahteraan dan
komponen demografi seperti fertilitas, mortalitas, morbiditas, migrasi,
ketenagakerjaan, perkawinan, dan aspek keluarga dan rumah tangga. Pengetahuan
tentang aspek demografi akan membantu para policy makers dan perencana program
untuk dapat membuat kebijakan yang tepat sasaran serta mengembangkan program
yang tepat.
Penyebab kemiskinan dan
keterbelakangan banyak dihubungkan dengan individu seseorang atau patologis,
keluarga, sub budaya, agensi dan struktural. Penyebab individual, atau
patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau
kemampuan dari si miskin. Contoh dari perilaku dan pilihan adalah penggunaan
keuangan tidak mengukur pemasukan. Penyebab keluarga, yang menghubungkan
kemiskinan dengan pendidikan keluarga. Penyebab keluarga juga dapat berupa
jumlah anggota keluarga yang tidak sebanding dengan pemasukan keuangan
keluarga. Keluarga mempunyai tanggung jawab terhadap pemenuhan kebutuhan
pelayanan dasar (pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup dlll). Perlu
pemberdayaan keluarga. Penyebab sub-budaya(subcultural), yang
menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan
dalam lingkungan sekitar.
Individu atau keluarga yang mudah
tergoda dengan keadaan tetangga adalah contohnya. Penyebab agensi, yang melihat
kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah,
dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain lainnya adalah gaji atau honor yang
dikendalikan oleh orang atau pihak lain. Contoh lainnya adalah perbudakan.
Penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil
dari struktur sosial. Kelaparan adalah suatu kondisi di mana tubuh
masih membutuhkanmakanan, biasanya saat perut telah kosong baik dengan
sengaja maupun tidak sengaja untuk waktu yang cukup lama. Kelaparan adalah
bentuk ekstrem darinafsu
makan normal.
Istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk kepada kondisi kekurangan
gizi yang
dialami sekelompok orang dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang relatif
lama, biasanya karena kemiskinan, konflik politik, maupun kekeringan cuaca.
Fakta mengenai kelaparan yang
terjadi di Indonesia adalah tiap hari kurang-lebih 24.000 orang meninggal
karena lapar atau hal-hal yang berkenaan dengan kelaparan. Angka ini telah
menurun kalau dibandingkan dengan sepuluh tahun yang lalu yang berkisar sekitar
35.000 dan 45.000 untuk dua puluh tahun yang lalu. Tiga perempat dari
angka-angka kematian ini adalah anak-anak berumur dibawah lima tahun. Kini, 10%
dari anak-anak di negara berkembang meninggal sebelum mereka berumur lima
tahun. Angka ini menurun 28% dari lima puluh tahun yang lalu. Kelaparan dan
perang menyebabkan hanya 10% kematian karena lapar, meskipun hal ini merupakan
hal yang biasa kita dengar sehari-hari. Kebanyakan dari kematian karena lapar
disebabkan oleh malnutrisi yang kronis akibat dari (keadaan bahwa) penderita
tidak dapat mendapatkan makanan yang cukup. Hal ini disebabkan oleh kemiskinan
yang sangat parah.
Disamping kematian, malnutrisi juga
menyebabkan kerusakan indra penglihatan, kurang semangat, kelambatan
pertumbuhan badan dan meningkatnya kerawanan terhadap penyakit. Penderita
malnutrisi berat tidak berdaya untuk berfungsi melakukan kegiatan ringan
sehari-hari. Diperkiran bahwa didunia ada kira-kira 800 juta penderita
kelaparan dan malnutrisi, yaitu 100 kali lebih banyak dari yang meninggal
karena kelaparan dan malnutrisi itu setiap tahunnya. Pada hakekatnya,
dibutuhkan hanya sedikit bahan dasar saja untuk memungkinkan si miskin
berkesinambungan dalam memproduksi makanan. Termasuk dalam bahan dasar ini
adalah bibit yang berkualitas tinggi, alat-alat yang sesuai dan kemudahan dalam
mendapatkan air. Sekedar peningkatan dalam teknik pertanian dan cara
penyimpanan makanan juga akan menolong. Banyak pakar dalam bidang kelaparan
percaya bahwa pada akhirnya jalan terbaik untuk mengurangi kelaparan adalah
lewat pendidikan. Orang-orang yang berpendidikan adalah bibit yang terbaik
dalam meningkatkan diri dari kemiskinan yang menjadi penyebab kelaparan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar